Cari Blog Ini

Mengucapkan Salam

Disunahkan mengawali menyapa (mengucakan
salam) kepada sesama muslim. Hal tersebut menjadi
disunahkan dikarenakan di dalam salam itu sendiri
mengandung doa bagi orang yang kita salami.
“Wahai manusia! Sebarkanlah salam, hubungkanlah
tali silaturrahmi, berilah makan dan dirikanlah shalat malam di saat manusia tertidur lelap; niscaya kalian
akan masuk surga dengan damai” (HR. Al-Tirmidzi). Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
suatu ucapan yang seringkali kita ucapkan kepada
muslim lainnya dengan maksud memberikan salam
kepadanya. Tetapi dibalik itu, apakah kita sebagai
orang yang mengucapkan salam tersebut
mengetahui apa yang kita ucapkan atau doakan kepada orang tersebut? Adapun doa yang terkandung dari salam itu sendiri
ada tiga doa, yaitu : 1. Assalamu’alaikum, doa pertama yang berarti
semoga kedamaian dilimpahkan kepadamu 2. Warahmatullahi, doa kedua yang berarti semoga
engkau dirahmati Allah 3. Wabarakatuh, doa yang ketiga ini berarti semoga
engkau diberikan barokah Sehingga apabila ketiga doa ini disatukan, maka akan
dijumpai seuntai doa yang sangat mulia yang
diucapkan oleh seorang muslim kepada muslim yang
lainnya, Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh… Semoga kedamaian dilimpahkan
kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barakah dari Allah untukmu. Coba kita bayangkan
apabila kita selalu menyapa saudara kita dengan doa
yang begitu dan mulia seperti diatas, alangkah
indahnya persaudaraan yang terjalin disertai doa-
doa yang sangat mulia kepada sesama. Diriwayatkan hadist dari Imran bin Husain Ra. yang
berkata, “Seorang Arab pedalaman (a’rabi)
datang kepada Nabi Muhammad SAW. dan
mengucapkan “Assalamu’alaikum”. Rasulullah
menjawabnya, ia kemudian duduk. Rasulullah lantas
berkata “Sepuluh” . Kemudian, datang yang lain dan mengucapkan “Assalamu’alaikum
Warahmatullah”. Rasulullah menjawab, ia duduk.
Rasulullah berkata “Dua puluh”. Kemudian datang
lagi yang lain dengan ucapan “Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh”. Rasulullah
menjawab, ia duduk dan Nabi SAW. berkata “Tiga puluh” (yakni tiga puluh kebaikan).” Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
ra. berkata, “Hendaklah orang yang lebih kecil
memberi salam kepada yang lebih besar darinya,
orang yang berkendaraan memberi salam kepada
yang berjalan kaki, dan kelompok yang sedikit
memberi salam kepada kelompok yang banyak” (Muttafaq ‘Alaih). Di dalam sebuah hadist riwayat Bukhari Muslim
disebutkan pula bahwa tidak diperbolehkan
mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, kecuali
jika ia termasuk ahli bid’ah, kesesatan dan
kemaksiatan yang justru dianjurkan untuk terus
menjauhinya. Dengan salam, seorang muslim terbebas dari dosa mendiamkan orang muslim. Dengan salam kita telah mendoakan orang-orang
yang kita cintai secara langsung. Semoga dengan
menyebarkan salam, ukhuwah yang telah ataupun
baru akan terjalin dapat menjadi lebih erat dan
diberkahi oleh Allah SWT. Insya Allah, Amin ya Robbal Al Amin..

Tanda Tanda Lelaki Sholeh

TANDA_TANDA LAKI_LAKI SHOLEH; 1. Terlihat selalu Istiqomah beribadah. 2. Sholat tepat waktu. 3. Senang berjamaah dimasjid. 4. Bagus bacaan Al-Qur'annya. 5. Wajahnya yang nyaman ditatap kerana terbiasanya "Dawaamul wudhu" menjaga wudhu. 6. Rendah hati. 7. Perhatian. 8. Dermawan. 9. Bicaranya santun dengan kalimat pilihan. 10.Tidak menatap bukan mahramnya. 11.Lebih banyak menunduk saat bicara. 12.Rapi bersih dan wangi. 13.Punya kharisma,"waro" sangat taat 14.Dia tidak akan menyentuhmu hai wanita kecuali setelah halal.

Febiana Kusuma Ariesta

Ketika hidayah Ilahi datang tak ada kekuatan apapun yang mampu membendung. Potensi akal, kajian ilmiah dan perenungan yang mendalam, menyampaikannya pada hidayah Ilahi. Mantan guru Sekolah Minggu di gereja ini pun berikrar masuk Islam dan memilih jalan tauhid wal jihad. Dahsyatnya ujian dan musibah datang silih berganti, justru menambah kokohnya iman sang muallaf. Allahu Akbar!!! Tiga puluh tiga tahun silam, Febiana Kusuma Ariesta dilahirkan dalam keluarga besar Kristen fanatik. Kakek dan neneknya adalah aktivis gereja. Bahkan ibunya seorang misionaris yang aktif menginjili hingga ke Nusakambangan. Dari keluarga aktivis di gereja itulah Febi mengenal Kristen hingga terdidik untuk menjadi aktivis gereja. Semasa kecil, ia beribadah di GPIB Cinere, ketika remaja ia pindah ke Gereja Alfa Omega di Semarang. Pada masa remaja, saat SMA Febi menjadi guru Sekolah Minggu di gereja. “Opung saya, laki-laki dan perempuan itu semua aktif di gereja. Dari merekalah saya mengenal Kristen dan aktif di gereja. Sejak saat itu saya mulai aktif di kegiatan gereja, saat natal itu ada drama dan paduan suara,” ujarnya kepada IDC Voa-Islam, Ahad lalu. Saat mengikuti drama Natal itulah imannya sedikit demi sedikit mulai goyah. Akal dan hati nuraninya tidak bisa menerima peringatan hari ulang tahun kelahiran Tuhan. Penelitiannya berlanjut ketika ia membaca kisah Natal dalam Alkitab (Bibel). ...Saat mengikuti drama Natal imannya mulai goyah. Akal dan hati nuraninya tak bisa menerima peringatan hari ulang tahun kelahiran Tuhan... Dalam Injil Lukas pasal 2 diceritakan bahwa pada saat kelahiran Yesus, para penggembala ternak berada di padang Yudea. “Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam” (Lukas 2:8). Menurut ilmu meteorologi dan geofisika, keadaan cuaca di Timur Tengah pada tanggal 25 Desember dan sekitarnya, di wilayah Yudea daerah kelahiran Yesus, adalah musim salju yang sangat dingin. Mustahil para penggembala membawa ternaknya ke padang pada malam hari di musim salju yang sangat dingin? Febi menyimpulkan bahwa Yesus tidak mungkin lahir tanggal 25 Desember karena tidak sesuai dengan situasi kelahiran Yesus yang tercatat dalam Bibel. “Jadi buat saya ini tidak masuk akal. Sejak saat itu kehidupan saya mulai tidak tenang dan mulai mencari- cari keyakinan yang benar,” jelasnya. Dalam kegalauan iman, Febi berusaha lebih aktif ke gereja untuk mencari jawaban. Tapi yang ia dapatkan bukan ketenangan, malah merasakan banyak keganjilan. Sebelum dibabtis Febi mengikuti Katekisasi gereja untuk pendalaman iman. Saat belajar itu Febi makin menemukan banyak pertanyaan dan keraguan yang belum terjawab. Salah satu doktrin Kristen yang terasa ganjil di benaknya adalah inkarnasi Tuhan menjadi manusia Yesus untuk ditangkap, diolok-olok, disiksa, dicambuk, disesah, diludahi dan disalib hingga tewas mengenaskan di tiang salib (Markus 10:34). “Ini tidak masuk akal, kok ada Tuhan yang menjelma jadi manusia lalu disiksa dan disalib. Kalau Tuhan itu Maha Pengampun dan penuh Kasih, kenapa tidak dia ampuni saja dosa manusia tanpa prosedur sadis seperti itu?” ujarnya. Suatu hari Febi diajak keluarganya ke Yogyakarta untuk berziarah rohani di Gua Maria Lourdes. Di situ saya disuruh membaca Doa Bapa Kami: “Bapa kami yang di surga, dipermuliakanlah kiranya nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu, seperti di surga, demikian juga di atas bumi. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Dan ampunilah kiranya kepada kami segala kesalahan kami, seperti kami ini sudah mengampuni orang yang berkesalahan kepada kami. Dan janganlah membawa kami kepada pencobaan, melainkan lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.” Setelah merenungi Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus di Taman Getsemani dalam Injil Matius 6:9-13 ini, Febi makin ragu terhadap doktrin Trinitas. “Saya kemudian berpikir, sebenarnya Yesus itu siapa? Kok Yesus mengajarkan berdoa kepada Bapak yang ada di surga, Tuhan itu ada berapa?” kenangnya. Semakin mendalami Bibel, Febi semakin meragukan doktrin ketuhanan Yesus. Injil Matius 4:1-11 menceritakan bahwa Yesus dibawa Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis. Febi semakin meragukan doktrin ketuhanan Yesus. Jika Yesus adalah Tuhan atau penjelmaan Tuhan, mengapa dia bisa dicobai iblis yang jahat? Ini bertentangan dengan Surat Yakobus 1:13, bahwa Tuhan tidak dapat dicobai oleh yang jahat. “Bibel mengisahkan Yesus yang penjelmaan Tuhan itu dicobai iblis. Kalau dia Tuhan kok bisa dia dicobai oleh iblis yang Dia ciptakan sendiri. Itu yang membuat keyakinan saya bertambah bahwa agama Kristen ini tidak benar,” simpulnya. MENGENAL ISLAM DARI PEMBANTU Dalam kegalauan, Allah punya rencana lain, menuntun Febi kepada Islam melalui pembantu rumahnya. Suatu hari Febi melihat pembantunya wudhu dan menunaikan shalat dengan mengenakan mukena putih. “Kamu ngapain?” tanya Febi. “Sedang shalat dan berdoa,” jawab sang pembantu. “Lalu untuk apa kamu wudhu dulu sebelum shalat?” lanjut Febi. “Karena untuk menghadap Allah Yang Maha Suci kita harus bersih dan suci,” jelasnya. Rupanya dialog singkat itu sangat berkesan di hati Febi. Penjelasan sang pembantu itu bisa diterima logikanya. “Kalau mau bertemu orang penting seperti bos saja harus rapih dan bersih, masa mau menghadap Tuhan kita tidak bersih?” pikirnya. Sejak itulah Febi mulai membanding-bandingkan Islam dengan Kristen. Beberapa keunggulan Islam dalam benak Febi waktu itu adalah persamaan semua orang di rumah ibadah. Di masjid tidak ada perbedaan shaf antara orang kaya dan orang miskin. Tidak masalah bila konglomerat maupun pejabat shalat di belakang orang miskin. Sementara hal yang sama tidak pernah terjadi di gereja. Keistimewaan Islam lainnya, Al-Qur'an biasa dibaca sampai khatam dari surat Al-Fatihah yang pertama sampai ayat terakhir surat An-Nas. Sementara dalam kekristenan tidak ada tradisi membaca secara tuntas dari kitab Kejadian pasal satu sampai kitab Wahyu yang terakhir. “Kalau orang Islam baca Al-Qur’an itu dari awal sampai khatam tapi kalau di Kristen itu bacanya hanya sepenggal-sepenggal,” terangnya. Umat Islam melaksanakan shalat Jum’at karena ada perintahnya dalam Al-Qur'an. Tapi umat Kristen beribadah pada hari Minggu, padahal dalam 10 Firman Bibel ada perintah menguduskan hari Sabat (Sabtu). “Sepuluh Titah Allah itu kan hal yang harus ditaati, salah satunya adalah diperintahkan agar menguduskan hari Sabat. Tapi kenapa orang Kristen itu ke gerejanya hari Minggu?” paparnya. Dalam pengembaraan iman itu, keraguan Febi terhadap doktrin ketuhanan Yesus mulai terjawab. Sebuah ayat Injil menjadi kelegaan imannya, di mana Yesus berterus terang bahwa dirinya adalah nabi utusan Allah. Dalam Injil Yohanes 12:49 Yesus berkata: “Sebab aku berkata-kata bukan dari diriku sendiri, tetapi Bapa yang mengutus aku, Dialah yang memerintahkan aku untuk mengatakan apa yang harus aku katakan dan aku sampaikan.” “Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa Yesus itu adalah utusan Allah,” ujarnya. Setamat SMA Febi melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia (FISIP UI). Di awal kuliah, ia tak bisa mememdam kerinduannya untuk memeluk agama yang benar. Pada tahun 1997 ia pun memutuskan untuk hijrah menjadi pemeluk Islam. Secara formalitas, ia mengikrarkan dua kalimat syahadat di sebuah masjid di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur pada tahun 1998. Setelah masuk Islam, Febi sangat menikmati hidup baru dan ibadahnya, meski masih tinggal satu atap dengan kedua orang tua yang beda akidah. Suatu hari, tanpa sengaja Febi shalat di kamarnya tanpa mengunci pintu. Qadarullah, ketika sedang khusyuk shalat ayahnya masuk kamar. Febi pun disidang oleh keluarga. “Kalau kamu masuk Islam silakan keluar dari sini. Buat papa tidak masalah kehilangan anak satu, buat papa agama itu prinsip,” ancam sang ayah. Tak gentar dengan ancaman ayahnya, Febi pun angkat kaki dari rumah tanpa membawa perbekalan apapun. Tak ada bekal pakaian, perhiasan maupun uang yang dibawanya, karena semua ditahan ayahnya. Febi meninggalkan rumah hanya dengan sehelai pakaian yang melekat di badan. Febi memilih pergi kepada kerabat jauh yang beragama Islam. DIJEBAK MASUK KRISTEN DAN DIPAKSA MAKAN BABI Setahun kemudian, tepatnya 1999 Febi menikah dengan pria yang diharapkan bisa membimbing dan menjaganya dalam berislam secara kaffah. Celakanya, Febi salah memilih suami yang diidam- idamkan. Sang suami ber-KTP Islam yang menjadi pendamping hidupnya ternyata seorang pemuja kemusyrikan. Amaliah ibadahnya adalah menyembah Nyai Roro Kidul dan hal-hal beraroma mistis lainnya. Aktivitas kemusyrikan ini pun memicu perceraian Febi dengan suaminya. Febi bercerai dengan suaminya setelah dikaruniai seorang anak: Aufa Jhose Zaqi Nugraha. Untuk menafkahi dan membiayai sekolah anaknya, Febi bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama 1,5 tahun di Pekanbaru, lalu menjadi pembantu Restoran di Bogor. Suatu hari di tahun 2010, Febi mendapat panggilan dari ibunya di Semarang, katanya sedang ada masalah dan minta Febi pulang untuk ikut membantu menyelesaikan masalah. Tanpa pikir panjang, Febi pun meluncur bersama Zaqi ke Semarang memenuhi panggilan ibunya. Sesampai di rumah, ternyata Febi dijebak untuk dipaksa masuk Kristen lagi. Di sana ia disambut oleh pendeta dan para aktivis Kristen yang tergabung dalam Komunitas Sel (Komsel) gereja. Disaksikan Zaqi, Febi dikelilingi oleh pendeta dan anggota Komsel. Sambil berkomat kamit doa dalam nama Yesus, sang pendeta memegang kepala Febi, sementara jemaat lainnya memegang badannya supaya tidak berontak. Sang pendeta meneriakkan nama Yesus untuk mengusir roh jahat yang dianggap bersarang dalam diri Febi. Sejurus kemudian ia membisikkan ke telinga Febi dengan setengah memaksa agar mau mengucapkan kalimat untuk menerima Yesus sebagai tuhan dan juruselamat penebus dosa. Febi yang sudah tidak berdaya melawan tak bisa berbuat banyak. Tapi Allah memberikan karomah sehingga mulutnya terkunci rapat tak bisa berkata sepatah kata pun. “Itu yang membuat saya heran. Saya yakin itu adalah kuasa Allah. Mulut saya tidak bisa terbuka. Demi Allah waktu itu mulut saya seperti terkunci. Saya waktu itu hanya bisa nangis,” kenangnya. Seluruh jemaat yang hadir pun tak kehabisan akal. Mereka memaksa Febi makan daging babi sebagai simbol bahwa ia menentang ajaran Islam yang mengharamkan babi. Pada hari itu tak ada menu makanan apapun selain babi. Gagal memaksa Febi, Zaqi pun menjadi sasaran kristenisasi oleh neneknya. Ia diajak berdoa bersama dengan cara menirukan doa neneknya yang misionaris itu. Tapi dengan tegas Zaqi menolaknya. “Oma silakan doa sama Yesus, tapi Zaqi mau berdoa sama Allah saja,” ujarnya polos. Akhirnya keberanian Febi pun tersulut hingga lahirlah pertengkaran hebat antara Febi dan ibunya. “Mama, saya sayang sama mama tetapi saya lebih sayang sama Allah!” ujar Febi. Tak mau kalah, karena malu di hadapan jemaat Komsel gereja, sang ibu pun berteriak menghardiknya. “Pergi kau dari sini, kau tidak sayang sama mama dan kau bukan anak mama lagi!” bentaknya. Usai insiden itu, Febi pindah ke Bogor, menikah dengan seorang ikhwan aktivis Islam. Tinggal di rumah petak yang sangat minimalis, Febi merajut rumah tangga bahagia meski serba kekurangan. Berbagai ujian dan musibah datang silih berganti, namun Febi tetap tegar di jalan tauhid dan jihad. Betapapun berat ujian yang menimpanya, Febi tak bergeming dari Islam. Tak ada penyesalan apapun hijrah kepada tauhid. “Allah itu Maha Besar. Apa yang menurut manusia tidak bisa terjadi menurut Allah segala hal bisa saja terjadi. Islam itu indah buat saya sekalipun ujiannya berat,” tutupnya.

Yusha Evans,misionaris yahudi yang masuk islam

Yusha Evans merupakan seorang misionaris muda yang lahir di South Carolina, Amerika Serikat . Dia dibesarkan oleh kakek (Indian Amerika) dan nenek (Irlandia) nya yang sangat konservatif dan selalu mengajarkannya berdoa sebelum makan, sebelum tidur, tidak boleh menyalakan musik keras-keras, tidak membawa perempuan ke rumah. ‘’Itu yang saya pelajari di sekolah Minggu,’’ ujar Yusha. Masa kecilnya dihabiskan bersama nenek dan kakeknya. Menginjak usia 14 tahun, neneknya mengajak Yusha ke sebuah pelayanan Sabtu yang benar-benar berbeda dengan apa yang dialaminya di sekolah Minggu. Di sana mereka bermain bola, voli, basket. Di pelayanan Sabtu, Yusha juga menemukan banyak makanan, kue, dan permen. Di akhir pertemuan, pastor yang memimpin acara itu mulai memberikan pengajaran tentang agama. Ia sangat menyukainya, karena tempat itu seperti sekolah normal. Ketika berumur 15 tahun, nenek Yusha meminta pastur muda yang biasa melayaninya di gereja untuk mengantarkan cucu kesayangannya itu ke sekolah. Yusha belum memiliki surat izin mengemudi (SIM), sehingga belum boleh mengendarai mobil sendirian. Pastur yang usianya tiga tahun lebih tua dari Yusha itu menjadi teman baiknya. Bersama pastur muda itu, Yusha diajak ke sebuah perkumpulan remaja yang bernama “Kehidupan Remaja”. Perkumpulan ini tidak seperti perkumpulan biasanya. Kelompok itu seperti yang kau lihat di televisi. Ada orang bernyanyi dan bermain gitar. Khutbah yang dilakukan dalam kelompok itu tidak seperti khutbah yang ada gereja. Dalam menyampaikan khotbahnya, pastur pun berteriak-teriak dan menyampaikannya dengan lantang langsung ke orang-orang. Hal ini sangat menarik bagi Yusha. Mereka mengajarkan Kristen dengan cara yang berbeda dari yang dipelajari saat masih kecil. Menginjak usia 16 tahun, ia sudah tahu apa yang diinginkannya. Yusha ingin menjadi seorang misionaris. Sebagai seorang yang perfeksionis, ia ingin mendalami Kristen secara utuh. Ketika ia ingin sesuatu, maka apa yang ia lakukan harus terselesaikan. Pada Suatu hari temannya yang bernama Benjamin datang ke rumahnya, dia tidak pernah menyangka, kehadiran temannya itu bakal menggoyahkan imannya. Sebuah pertanyaan tak terduga yang dilontarkan temannyalah yang membuatnya bersyahadat dan menjadi muallaf. ‘’Apakah kau pernah membaca seluruh isi Alkitab?’’Tanya Benjamin. ‘’Apa maksudmu? Saya seorang misionaris Kristen dan bagaimana mungkin kau bertanya seperti itu padaku?’’ cetus Yusha. ‘’Apakah kau pernah membaca Alkitab seperti membaca sebuah novel, mengetahui tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, mengetahui plot dan tempatnya serta tahu seluruh detail isinya?’’ Yusha mengaku tak pernah membaca Alkitab dengan cara itu. Lalu Benjamin menantangnya untuk membaca kembali Alkitab dari awal hingga akhir. Dia memintanya untuk membaca Alkitab selama beberapa bulan dan tidak menyentuh buku lain, kecuali Alkitab. Maka mulailah Yusha membaca Alkitab dari (Kejadian 1:1) . Dia sangat tertarik dengan kisah para nabi. Dalam Alkitab, dikisahkan bahwa Nabi Nuh Alaihissalam menyampaikan wahyu Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tetapi tidak ada satupun umatnya yang mengikuti seruannya. Lalu Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghukum umat Nabi Nuh dengan mendatangkan banjir besar, dan hanya Nabi Nuh Alaihissalam serta orang-orang yang naik ke kapal saja yang selamat. Setelah banjir, seperti dikisahkan dalam Alkitab, Nabi Nuh Alaihissalam meminum anggur dan keluar dalam keadaan mabuk. Yusha mengaku sangat heran, mengapa Nabi Nuh Alaihissalam seorang utusan Tuhan bisa bersikap seperti itu. ‘’Tidak mungkin seorang nabi bersikap seperti itu. Maka saya tahu mengapa umat Nabi Nuh tidak mendengarkan apa yang ia sampaikan, karena ia mabuk,” kata Yusha kecewa. Yusha kembali melanjutkan bacaannya. Semakin dalam membaca, kian banyak ia menemukan kesenjangan dalam Alkitab. Beberapa kisah nabi yang dibacanya justru tak mencerminkan nabi itu sebagai utusan Tuhan. Mereka malah seperti pelaku kriminal, yang justru dicari-cari polisi. Dia sangat penasaran. Yusha kemudian bertanya kepada pendeta di gereja tempat melakukan misa. Ia mempertanyakan banyak hal. Namun Yusha tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Para pendeta yang ditemuinya berkata, ‘’Janganlah ilmu pengetahuan yang sedikit mempengaruhi keyakinanmu terhadap Yesus.’’ Yusha diminta agar tidak perlu mempelajari segala hal. Ia diminta hanya cukup percaya saja pada apa yang diajarkan. Sejumlah pendeta memintanya agar tidak membaca Perjanjian Lama. Alasannya, Alkitab tersebut sudah tidak lagi terpakai. Mereka memintanya untuk membaca Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Baru, Yusha menemukan sebuah ayat yang menyebut bahwa Yesus berkata Tuhan itu satu. Hal tersebut terus diulang pada ayat dan surat berikutnya dengan cara yang berbeda. Sama seperti ajaran Musa dalam 10 Perintah AllahSubhanahu Wa Ta’ala, hal pertama yang diperintahkan adalah menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak ada yang lain. Yusha lalu mencari tahu mengenai Yesus. Dia menemukan ayat yang menyebutkan bahwa Yesus memerintahkan hal yang sama, menyembah satu Tuhan. Rasa penasarannya semakin menggebu. Dia mulai mempertanyakan tentang penyaliban Yesus. Dalam ajaran yang diterimanya, Yesus dipaku pada bagian tangannya. Dalam hatinya muncul kegamangan. Yusha berpendapat, hal tersebut sangatlah konyol. Seseorang yang telapak tangannya disalib tidak akan bertahan lama di atas tiang. Dia pun menyampaikan pendapatnya itu kepada para pendeta. Alih-alih mendapatkan jawaban, ia justru dilarang untuk melakukan khutbah Kristen di gerejanya. Saat kondisi imannya sedang goyah, Benjamin kembali menemui Yusha. ‘’Aku telah membaca Alkitab berulang kali. Alkitab itu pula dicetak berulang kali, namun selalu masih saja ada salah penulisan. Padahal, Tuhan itu sempurna. Ciptaannya pun sempurna dan kitabnya juga haruslah sempurna,’’ ujar Benjamin. Sejak hari itu, Yusha melepas Kristen sebagai agama yang diyakininya. Dia memutuskan meninggalkan agamanya dan memilih untuk mencari agama lain. Dia mempelajari Buddha dan beberapa agama lain, termasuk Islam. Yusha juga sempat membaca sebuah buku tentang Islam, tetapi hal itu tidak membuatnya senang. Akhirnya dia pun memutuskan menjadi atheis. ‘’Tuhan, jika Engkau tidak memberi saya petunjuk, maka saya akan mencari jalan sendiri,’’ Yusha memanjatkan sebuah doa. saat berusia 17 tahun. Pada Suatu hari, Yusha pergi ke New York bersama beberapa temannya. Di kota terbesar di dunia itu, ia kehabisan uang dan memutuskan untuk mengambil uang dari sebuah mesin ATM. Ketika mengambil uang, ia dirampok oleh orang-orang bersenjata. Kejadian itu membuatnya sangat takut, sehingga hari itu juga Yusha kembali ke rumah neneknya. Dia tidak menceritakan peristiwa yang menimpanya kepada sang nenek. Dia menyimpannya, sampai akhirnya mendapatkan mimpi buruk. Dalam mimpi itu, orang yang merampoknya di ATM menembaknya hingga mati. Lalu, ia melihat sesuatu tengah menantinya di sisi lain kehidupan. Ia tidak mengetahuinya. Yusha sangat ketakutan sehingga terbangun dari mimpinya sambil berteriak. Sang nenek datang dan bertanya, ‘’Mengapa kau berteriak? Lalu, Yusha menceritakan segalanya, tentang perampokan dan mimpi yang dialaminya. ‘’Tuhan mempunyai satu rencana untukmu, percayalah,’’ ujar sang nenek. ‘’Lalu apa yang harus kulakukan?” tanyanya. “Kau harus kembali pada-Nya. Kau harus mencari- Nya.” Yusha pun linglung. Ia sudah mencari Tuhan kemana- mana, namun tidak menemukannya. Neneknya berkata, ‘’Tuhan tidak akan pergi kemana-mana, kau hanya perlu menemukannya.’’ Sang nenek tidak menyuruhnya untuk kembali ke gereja, hanya memintanya untuk mencari Tuhan. Yusha mulai menjadi agnostik (mempercayai adanya Tuhan, namun tidak menganut agama apapun). Dia melakukan doa dengan caranya sendiri. Dia merasa jenuh dengan hal tersebut dan akhirnya memohon pada Tuhan, “Kalau Engkau ingin aku mengenal-Mu, maka bimbinglah aku.” Sejak saat itu, ia tidak mau mendengar lagi apa yang harus dipercayainya. Yusha ingin melihat apa yang harus dipercayainya. Ia telah membaca banyak buku dan kitab agama lain, namun tidak satu pun yang sesuai dengan apa yang dipercayai olehnya. Sampai pada suatu hari, Yusha berkunjung ke rumah seorang temannya bernama Musa yang beragama Islam. Selama bertahun-tahun Yusha mengenalnya, dia sama sekali tidak menyadari kalau temannya itu adalah seorang Muslim. Dalam pertemuan itu, mereka membicarakan tentang agama. Dari situlah, Yusha mengenal dengan Islam yang sebenarnya. Karena tidak mempercayai adanya komunitas Islam di lingkungannya, teman Afro-Amerika yang Muslim itu mengajak Yusha ke masjid, sebuah tempat yang tepat untuk menanyakan tentang Islam. Yusha selama ini tidak pernah menyadari bahwa di lingkungannya terdapat masjid. Apalagi letaknya tidak jauh dari gereja. “Dan saya tidak menyadarinya!” ujarnya. Ia lalu berkunjung ke masjid. Saat sedang menunggu Musa, seorang lelaki mendekatinya dan bertanya, ‘’Apa sedang kau lakukan di sini?’’ ‘’Aku sedang menunggu Musa.’’ ‘’Musa tidak terlalu sering datang ke masjid. Namun, jika kau ingin melihat masjid, saya dengan senang hati akan mengantarkanmu.’’ Awalnya. Yusha merasa takut. Tak pernah terpikirkan dalam benaknya untuk masuk ke masjid. Selama ini, pikirannya tentang Islam sangat buruk, namun pria itu memperlakukannya dengan sangat baik. Dia pun masuk ke dalam masjid tersebut dan mendengarkan khutbah. Awalnya, dia berpikir bahwa lafal ayat-ayat dalam bahasa Arab yang disampaikan khatib bermaksud untuk membunuhnya. Namun, ketika khatib tersebut menerjemahkan kalimat-kalimat Arabnya, Yusha menyadari apa yang dikatakan khatib itu adalah tentang menyembah Tuhan yang satu. Usai shalat Jumat, ia menemui khatib dan bertanya,‘’Apa yang barusan kalian lakukan tadi?’’ ‘’Tadi kami melaksanakan shalat, menyembah AllahSubhanahu Wa Ta’ala.’’ Ketika sang khatib hendak menjelaskan kepada Yusha tentang Islam, ia segera memotongnya, ’’Saya tidak ingin penjelasan. Saya ingin bukti. Apabila memang agama Anda benar, maka buktikanlah.’’ Kakeknya pernah berkata pada Yusha. Ketika orang mengklaim sesuatu itu benar, maka perlu pembuktian. Karena Yusha meminta bukti pada khatib, dia lalu diajak ke ruangannya. Khatib itu memberikannya Al-Quran, kitab suci umat Islam, lalu Yusha membawanya pulang dan membacanya. Dia terperangah dan terpesona dengan Al-Quran yang dibacanya. Selama tiga hari, dia tidak dapat berhenti membacanya. Dia begitu meyakini kebenaran yang tercantum dalam Al-Quran. Yusha pun bertekad untuk menjadi seorang Muslim. Yusha kembali ke masjid dan menemui sang khatib. Lalu ia berkata, ’’Saya ingin menjadi Muslim.” ‘’Kau harus memahami satu hal lain apabila ingin menjadi seorang Muslim. Kau harus tahu tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.’’ Yusha pun membaca tentang kisah Nabi Muhammad. Ia pun meyakini Muhammad sebagai utusan Allah. Pada Desember 1998, Yusha yang bernama asli Joshua akhirnya memeluk Islam. ‘’Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain AllahSubhanahu Wa Ta’ala. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.’’ Sejak itu, ia mempelajari Islam dari sejumlah ulama di Mesir dan Amerika Serikat. Kini, Yusha menjadi seorang dai dan penceramah. Umat Islam di negeri Paman Sam memanggilnya, Syekh Yusha Evans. Ia berkhidmat di jalan AllahSubhanahu Wa Ta’ala, dengan menyebarkan ajaran Islam.

usaha sampingan tapi menguntungkan

Anda newbie / pemula / gaptek tapi ingin bisnis internet dan dapat uang dari internet? Join aja disini, mudah cepat dan TERBUKTI!
Untuk selengkap nya, langsung saja <a href="http://KomisiVirtual.com/?id=abdussalam3394" target="blank">KLIK DISINI</a>

cara mendapatkan uang dari internet

Tanpa perlu melakukan instalasi script/software, Tanpa membuat website, Tanpa ebook bahkan TANPA Menyewa Hosting & Membeli Domain, Anda TETAP bisa menghasilkan uang ratusan ribu bahkan jutaan rupiah dari Internet!

" Sangat direkomendasikan bagi PEMULA/NEWBIE atau GAPTEK sekalipun "


Salah satu kelebihan dari <a href="http://KomisiVirtual.com/?id=abdussalam3394" target="blank">BISNIS INI</a> adalah Anda tidak perlu memiliki atau membuat produk sendiri untuk menjalankan bisnis online. Karena semuanya sudah disediakan.

Manfaat Bergabung :
- Anda akan mendapat sebuah website penghasil uang atas nama Anda yang akan bekerja untuk Anda selama 24 jam non stop dalam mengalirkan uang ke rekening Anda.
- Anda akan mendapat Produk Digital Super Dahsyat yang bisa Anda DOWNLOAD di Member Area setelah keanggotaan Anda Diaktifkan.
- Gratis Update Produk Dan Bonus, Jika nantinya ada update produk dan bonus, maka Anda bisa mendapatkan updatenya secara Gratis.
- Ilmu Berpromosi. Karena Rahasia Sukses Bisnis Online adalah promosi, jadi bisnis ini memang benar- benar sangat cocok untuk latihan promosi. Anda hanya perlu mengikuti panduan/ belajar promosi, promosi dan promosi. Karena semuanya sudah disediakan <a href="http://KomisiVirtual.com/?id=abdussalam3394" target="blank">DI BISNIS INI</a>. Jika Anda tidak pintar dalam berpromosi, dapat saya pastikan, bisnis online apapun yang Anda coba akan GAGAL.
Kelebihan :
- Komisi 60.000 Akan di transfer langsung ke rekening bank Anda oleh para member yang bergabung melalui Website Anda. Komisi tergolong cukup besar, ini bagus sekali untuk menarik calon member.
- Biaya administrasi yang murah sebesar 35.000 untuk Admin. Ini menAndakan Admin tidak serakah dan berharap mendapat kepercayaan member agar bisnisnya bertahan lama.
- Garansi 100 % Uang Kembali, Jika selama 1 tahun Anda tidak bisa menghasilkan uang sama sekali dari bisnis ini.
- Menggunakan System Lock Sponsor dimana sistem ini akan MENGUNCI POSISI Calon Member dengan Sponsornya ( orang yg mereferensikan bisnis ini kepada Anda ). Sistem ini bertujuan untuk menghargai JASA para Sponsor yang telah Berusaha Giat untuk mendatangkan prospek. Dan menjamin para Sponsor agar tidak kehilangan prospek.
- Admin kooperatif dan respon cepat. Anda dapat menghubungi Admin jika Anda membutuhkan bantuan apapun/ belajar apapun.
- Langsung Bisa Dapet Duit. Ya benar, Anda dapat langsung mendapat uang direkening Anda sesaat setelah daftar bukan besok atau lusa. Karena semua sudah disiapkan dan disediakan <a href="http://KomisiVirtual.com/?id=abdussalam3394" target="blank">DI BISNIS INI</a>, maka tugas Anda menjadi sangat ringan.
Buruan JOIN <a href="http://KomisiVirtual.com/?id=abdussalam3394" target="blank">KLIK DISINI </a> !!!

berbagi

Choose your favourite font

Font Widget by Tutorial Blogspot

Kamera Pengintai

Suported sedikit Berbagi

jam spongebob

<a href=http://www.tutorialblogspot.com/></a>

Blog Archive

Blogroll

Total Tayangan Halaman

pengunjung online

Widget Visitors Online by Tutorial Blogspot

Pengikut

gratis sms

cursor spongebob

Blogger Cursor by Tutorial Blogspot

selamat datang

Wellcome Notice byTutorial Blogspot

kembang api

Diberdayakan oleh Blogger.